Wednesday, August 22, 2007

Muhammad Yunus in Bandung Indonesia



Hari Rabu, 8 Agustus 2007 Bandung kedatangan Muhammad Yunus tokoh pemenang nobel tahun 2006 dari Bangladesh.

Yunus berjasa dalam mempelopori pola pikir ekonomi yang mengedepankan aspek humanitarian dibandingkan pencarian profit sebanyak-banyaknya.

"Concept of business in whole world is to make a money or profit maximize. This is an insult to human being. Human being is compasionate creature." (M. Yunus, 2007)

Harkat manusia sebagai mahluk berbelas kasihan dan penuh perhatian direndahkan apabila tujuan utama aktivitas ekonomi semata-mata hanya mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ekonomi dunia saat ini cenderung tidak ramah terhadap masyarakat lemah secara ekonomi dan mempersempit peluang mereka untuk lepas dari kemiskinan dengan membatasi akses terhadap modal.

"We need money to make money", itu jelas! Begitu menurut Yunus. Masalahnya masyarakat terpinggirkan tidak cukup mendapat kepercayaan dari penyedia modal, sehingga mereka terjebak dalam lingkaran setan "ayam dan telur".

M. Yunus melalui Grameen Bank memberikan kepercayaan pada kaum sangat miskin Bangladesh untuk memulai usaha sendiri agar terlepas dari belenggu kemiskinan. Setelah puluhan tahun mengusung konsep microfinance bagi kaum miskin, terbukti masyarakat miskin Bangladesh terutama kaum wanita mampu mengembalikan pinjaman modal dan secara perlahan terlepas dari ketidakberdayaan ekonomi. Grameen Bank pun tumbuh menjadi bank dengan perputaran modal besar milik kaum miskin.

Sementara bagi pemilik modal besar, Yunus mencoba menawarkan konsep "Social Busines", yaitu bisnis yang mendatangkan dampak sosial positif bagi masyarakat. Pelaku bisnis selayaknya melakukan langkah kreatif untuk mencoba memberikan solusi bagi permasalahan sosial, semisal penyediaan air bersih, pendidikan murah, buku-buku bermutu. Namun ini bukan berarti aspek-aspek bisnis seperti pengembalian modal dan keuntungan diabaikan. Dalam konsep ini keuntungan digunakan untuk mengoptimalkan upaya-upaya penyelesaian problem sosial.